teguh sadana blog mengucapkan "selamat menunaikan ibadah puasa 1432H dan HUT DIRGAHAYU Republik Indonesia ke-66"

Rabu, 17 Agustus 2011

ceritaku : Kekecewaan waktu itu

Tinggal menunggu beberapa hari lagi perpisahan sekolah, tak ku sanggka waktu begitu tersa cepat padahal aku ingat betul waktu Masa Orientasi Siswa SMP gak terasa sekarang aku sudah mau lulus dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, jantungku berdetak kencang dan seluruh tubuh seperti tidak bisa bergerak aku sangat pasrah waktu itu saat hari pengumuman kelulusan dibagikan, perlahan tapi pasti aku membuka isi lembar pengumuman itu, terlihat tulisan LULUS dan aku membalikan isi nilai dari hasil ujuan itu, patut disayangkan aku mendapatkan nilai yang tidak cukup memuaskan walaupun aku telah lulus tapi nilaiku tidak seperti yang dibayangkan, padahal aku dalam pelajaran cukup standar tapi mungkin keberuntungan tidak datang padaku waktu itu, impian untuk mendapatkan sekolah impian ku selama ini sudah hilang karena nilai ku tidak memenuhi persyaratan untuk masuk disekolah itu, lain halnya dengan teman-temanku mereka semua mendapatkan sekolah yang mereka dambakan, sorak sorak gembira menghiasi lapangan sekolah, lain halnya dengan aku aku hanya bisa terdiam menyesali apa yang sudah terjadi, tapi beginilah waktu, waktu tak dapat diputar kembali biarlah ini menjadi pelajaran buatku, disenggang lamunanku ditaman belakang sekolah ku mendengar ada yang memanggilku,

“guh, teguh” terdengar suara yang khas seorang anak perempuan.

“kenapa ntan?” jawabku kepada gadis itu, ia adalah sahabatku intan.

“loe kenapa ko lesu begitu?” ia bertanya bingung, ga biasanya aku melamun seperti itu karena aku terkenal anak yang aktif dan selalu ceria disekolah.

“gpp, ntan! Gue agak kecewa aja sama hasil ujian gue, nilai gue kecil bagaimana gue mau masuk sekolah favorit gue”. Jawabku tak bersemangat

“udahlah guh, ga perlu dipikirin itu kan sudah terjadi mau gimana lagi, yang terpentingkan loe lulus dulu” jawabnya menyemangatiku.

“tapikan gue maunya sekolah yang itu tan!”

“sekolah itu kan ga menjamin baik buruknya seseorang, ga menjamin pinter bodohnya sesorang. Kalaupun loe sekolah diswasta dan bukan sekolah impian loe tapi loe tetep tunjukin dung kalau loe itu bisa” jawabnya menasehati.

“iya deh tan, makasih ya udah menenangkan hati gue, loe emang sahabat gue yang baik”

“ehh iya guh, nanti gue akan sekolah dikampung, bokap gue udah pensiun dari kerjanya dan dia mau menghabiskan masa tuanya dikampung, jadi gue sekeluarga pindah kekampung”

“jadi kita ga bisa ketemu dan bermain-main bersama lagi dung tan?” jawabku

“kan kita masih bisa komunikasi lewat telepon” jawabnya enteng

Saat asik-asik mengobrol dengannya tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata yang menelpon adalah orang tuanya, dia disuruh cepet-cepet pulang, dari nada telepon yang aku dengar sepertinya ada hal yang penting.

“mmm, sorry ya guh gue pulang duluan nie, bokap gue nyuruh buru-buru puang” jawabnya tergesa-gesa sambil mengambil tasnya.

“yaudah deh tan, hati-hati ya dijalan” jawabku heran dengan sikapnya yang tergesa-gesa.

Akhirnya aku pun bergegas pergi juga dari taman sekolah dan berjalan menuju kantin untuk membeli jajanan. Ketika sedang berjalan dilorong kelas reza temen sekalasku dan dia aktif diorganisasi sekolah memanggilku.

“guhh! Loe kemana aja, dicariin tuh sama sie amel, dia dikantin, dia udah nungguin loe dari tadi”

Astaga, aku lupa ternyata aku sudah ada janji dengan amel, amel adalah adik kelasku sekaligus pacarku, segera aku berlari kearah kantin dan segera meninggalkan reza.

“makasih ya za!!!” aku berteriak sambil berlari dilorong kelas yang sepi itu.

Ketika aku sampai dikantin, tak seorang siswa pun yang aku liat disana, aku duduk sambil beristirahat dan mengelap keringat karena habis lari tadi.

“gue kira dia masih setia menunggu gue, ternyata dia pulang begitu aja, mending gue pulang aja deh lagi pula jam sudah menunjukan pukul 14.30 sore, perut sudah lapar pula”kata dalam hati.

Sambil bangkit dari bangku kantin dan hendak mau pulang kerumah, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku, tersentak aku kaget dan melihat kearahnya.

“ehh, mang marto! Kirain siapa, ada apa?” ternyata mang marto penjual nasi langganan ku dikantin.

“lagi nyari amel ya?” jawabnya.

“iyya, ko tau, emang tadi udah janjian sama saya disini?” jawabku

“jam 12.00 tadi dia emang dateng kekantin, dia juga cukup lama disini, dan dia nitipin surat ini buat kamu” jawabnya sambil memberikan sepucuk surat pemberian dari amel.

“makasih ya mang” aku langsung bergegas pergi sambil memegang surat tersebut.

Lalu aku berhenti sejenak didepan pintu gerbang sekolah, dan melihat tulisannya untuk memastikan suratnya, ternyata memang benar ini tulisan dari amel.

Dear : Teguh Utomo

Sudah aku tunggu kamu sejam tapi kamu ga datang

Juga, padahal aku mau ngomong penting kekamu, tentang

Hubungan kita yang sudah berjalan cukup lama ini, tetapi

Semakin lama aku bersama kamu bahwa aku semakin yakin

Bahwa kita tidak mengalami kecocokan, maafkan aku ya guh,

Aku tau ini pasti sakit, tapi mau bagaimana lagi, ini lah yang

Terjadi, sekali lagi aku minta maaf.

Makasih

Amelia



Begitu menyakitkan surat itu bagi ku, dihari perpisahan dimana semua orang berbahagia tetapi aku malah merasa sedih, yang pertama aku kehilangan angan-angan ku untuk mendapatkan sekolah favorite, kedua aku kehilangan sahabat dan terakhir aku kehilagan orang yang aku anggap akan setia menemaniku. Aku ga mengerti kenapa bisa begini berulang kali aku meminta penjelasan kepada amel tentang hubunganku yang lalu tetapi ia hanya terdiam, selang tak beberapa lama aku putus dengannya, ada kabar yang mengatakan bahwa dia sudah mempunyai kekasih baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar